Indonesia Akan Mengalami Surplus Bidan pada 2015
Kampus-kampus yang memiliki jurusan kebidanan terus menjamur, sehingga jumlah bidan yang dihasilkan juga makin bertambah. Diperkirakan pada tahun 2015 Indonesia akan mengalami surplus bidan dan sebagian harus dikirim ke luar negeri.
Perkiraan ini disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr Harni Koesno, MKM saat diwawancarai usai penyerahan beasiswa dari Yayasan DKT. Sebanyak 18 mahasiswi kebidanan berprestasi menerima beasiswa senilai masing-masing USD 1.000 tersebut.
Menurut Dr Harni, kebutuhan bidan yang idal adalah 1 bidan untuk 1.000 warga. Dengan perkiraan populasi Indonesia pada tahun 2012 adalah 250 juta jiwa, maka kebutuhan pada saat itu adalah 250 ribu orang tenaga bidan untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Padahal menurut catatan PP IBI, saat ini sudah ada 200-an ribu lulusan kebidanan dan sudah 101 ribu yang terdaftar sebagai anggota PP IBI. Padahal dengan sekitar 726 akademi kebidanan, 3 universitas dengan jurusan S-1 kebidanan dan 2 instansi untuk S-2 maka tiap tahun ada 29 ribu bidan baru.
“Dengan perbandingan tersebut, diperkirakan pada tahun 2015 akan terjadi surplus bidan,” kata Dr Herni saat diwawancarai usai penyerahan beasiswa untuk 18 mahasiswi kebidanan berprestasi yang berlangsung di Hotel Harris Tebet, Kamis (2/2/2012).
Untuk memberdayakan bidan-bidan yang jumlahnya berlimpah itu, Dr Harni telah bekerjasama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) untuk mengirim sebagian bidan ke luar negeri. Salah satu negara yang menjadi tujuan pengiriman adalah Timor Leste.
“Kemarin kita sudah mengirim 6 bidan ke luar negeri yakni Timor Leste, dan nanti akan menyusul 10 bidan lain ke sana. Pengiriman ke negara lain yaitu Kanada, Australia, Amerika Serikat dan Dubai juga ada tapi mungkin masih nanti,” kata Dr Harni.